YANG KENTUT BELUM BAYAR

Suatu hari, dalam satu angkot jurusan Katamso - Sambu , Medan tinggal duduk 5 orang. Tiba-tiba tercium bau menyengat. Bau kentut yang tidak menyenangkan. Seorang ibu marah, bergumam: “Sebaiknya yang kentut segera turun”.

Penumpang lain membenarkan, tetapi tidak ada satupun yang mengaku bahwa dirinya yang kentut.
Semuanya menganjurkan yang kentut sebaiknya tahu diri segera turun karena telah berbuat kesalahan, tapi tidak ada satuupun yang mau turun, berarti tidak ada yang mengakui kesalahan.

Ketika tiba di terminal Sambu dan kelima penumpang sudah menyerahkan pembayaran, masih belum jauh berjalan, sang sopir berkata keras: “Eh, tadi yang kentut belum bayar”

Salah seorang dari kelimanya berteriak keras dan berang, berakata: “Sudah tadi, kan saya bayar pakai lima ribuan.” Ketahuan dia. Tanpa disadari yang kentut sudah ngaku !

Orang Indonesia terkenal curang dan tidak mau mengakui kesalahan. Kecurangan yang bernama korupsi sudah sangat memalukan. Apakah kaum koruptor yang tidak mau mengaku perlu dipancing dengan tindakan seperti sopir angkot ? Benar kata staff saya, Evy Wijaya yang berkata bahwa orang Indonesia itu kentut saja tidak mau ngaku, apalagi korupsi. Kalau di negara yang tertib, bila ada orang kentut di tengah kerumum masyarakat, segera dia minta maaf pada orang sekitarnya karena sudah mengganggu ketentramannya. Orang sekitar juga memaklumi dan memaafkan karena kentut tidak bisa ditahan.

Marilah kita renungkan, betapa tidak terpujinya diri kita kalau kentut saja tidak mau mengaku, bahkan mungkin marah-marah untuk menutupi kesalahan. Menjadi orang terpuji bagi yang berani mengakui kesalahan dan berani menjalani hukuman karena melakukan kesalahan.

see another article on :http://djodiismanto.blogspot.com/

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH MEKANISME PELAKSANAAN SUPPLIER AUDIT

Contoh KOMPETENSI DAN EVALUASI INTERNAL AUDITOR ISO

5 Unsur Penting Sales Letter