Belajar Dari Cerita Siti Hajar dan Ismail

Mungkin Anda pernah dalam kondisi terpuruk, merasa terhimpit dan lelah menjalani hidup. Saya dulu pernah mengalami hal yang sama. Namun ada satu cerita yang selalu membangkitkan semangat saya, dan insya Allah semangat kita semua. Cerita ini menyakinkan saya, bahwa Tuhan adalah sebaik-baiknya Sang Penolong. 

Suatu saat Nabi Ibrahim diperintah Allah untuk meninggalkan Siti Hajar dan anaknya Ismail di sebuah gurun pasir gersang. Kelak menjadi kota Makkah. Nabi Ibrahim kembali ke kota asalnya Kan'aan dengan keyakinan bahwa anak dan istrinya ada dalam pengawasan Allah. 

Dalam kondisi berdua, Ismail menangis karena lapar dan dahaga. Siti Hajar sang ibu berusaha mencari air. Ia melihat bukit Shafa, dilihatnya ada kemilau air. Ia setengah berlari menuju bukit itu. Sesampainya di sana, tidak ia jumpai air setetespun. 

Ia melihat bukit Marwa, dilihatnya ada kemilau air. Ia setengah berlari menuju bukit itu. Sesampainya di sana, tidak ia jumpai air setetespun. Kembali lagi ia berlari ke bukit Shafa. Kembali lagi ke bukit Marwa hingga 7 kali. Dan tidak setetespun air ia temui. 

Di tengah kepasrahannya, Hajar kembali ke Ismail yang ditinggalnya mencari air. Ismail diam tidak menangis. Ia tersentak kaget bercampur bahagia melihat air yang mengalir di bawah kaki bayinya. Air itu muncul bekas hentakan kaki bayinya saat menangis. Ia pun mencidukkan air tersebut dengan tangannya dan memberi minum bayinya. Ia pun tak henti-hentinya memuji Allah atas rahmat yang dianugerahkan kepadanya. 

Cerita ini saya ambil dari buku "Misteri Ka'bah", buku terjemahan dari The Ka'bah yang diterbitkan penerbit Zaman. 

Saya membayangkan situasi yang kalut, galau, terik panas, gersang. Seorang wanita berusaha keras mencari air untuk kehidupan untuk anaknya. Ini situasi yang sangat berat. Jauh lebih berat dari sekedar masalah-masalah bisnis atau sekedar percintaan. Namun ia tetap BERUSAHA keras dan BERDOA serta PASRAH kepada Tuhan. Dan Tuhan pasti akan menolong kita. Tetap BERUSAHA keras, walau mencari air sampai Shafa Marwa 7 kali bolak balik. Tapi air yang dicari justru memancar dari bawah kaki sang anak. Ini namanya Tuhan memberikan rejeki dari arah yang tak disangka-sangka. Tetap BERDOA dengan yakin, yakin bahwa Tuhan akan selalu menolong kita, maka kita terus berdoa agar datang pertolongan itu. Dan Tuhan tidak pernah berbohong, Tuhan membalas jawaban setiap doa hamba-Nya Lalu PASRAH bahwa hidup kita adalah milik Tuhan; pasrah bahwa kita bukan siapa-siapa, sombong pun tak berhak; pasrah bahwa yang kita butuhkan hanyalah Tuhan. Ini sikap NO BRAIN ACTION! Semoga kita bisa meneladani semua cerita ini. Aamiin.
Terimakasih Mas Aryo Diponegoro atas tulisannya di #YukBisnisProperti milist nya
Terimakasih atas ilmu-limu yg diberikan.
Mencoba saya kupas disini untuk mengingatkan dan kembali memberikan semangat pada diri saya.

Comments

Popular posts from this blog

CONTOH MEKANISME PELAKSANAAN SUPPLIER AUDIT

Contoh KOMPETENSI DAN EVALUASI INTERNAL AUDITOR ISO

5 Unsur Penting Sales Letter