Menyambut Resiko dengan Cerdas (Bagian 1)

Mendengar kata resiko, apa yang terbayang dalam benak anda? Sesuatu yang menakutkan, tak mengenakkan, kondisi tak nyaman, dan seabrek kata lainnya yang jauh dari perbendaharan kata idaman anda.

Karena itu tak heran jika banyak orang menganggap resiko selalu bermakna negatif. Membawa keburukan, tak ada untungnya dan karena itu patut dihindari bahkan dijauhi.

Padahal, kalau mau kita sadari, hidup kita tak pernah lepas dari resiko. Resiko menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian hidup kita. Contoh kecil, misal waktu kita jalan-jalan di pinggir jalan, kita beresiko kesempret kendaraan atau terperosok ke dalam lubang got. Saat kita tengah asyik menyeruput kopi kesukaan, kita beresiko ketumpahan kopinya. Dan banyak contoh lainnya yang menegaskan hidup kita sangat dekat dengan resiko.

Namun ya seperti itu tadi, anehnya tak banyak orang yang suka dengan resiko. Kebanyakan lebih suka menjauhi bahkan menghindarinya.

Apakah benar resiko perlu kita takuti dan jauhi?

Menurut saya tidak. Sebaliknya, kita perlu kenal baik dengan resiko. Karena dengan mampu mengenalinya secara baik, diharapkan kita dapat mengelolanya secara tepat.

Dan menurut saya, resiko tak selalu bermakna negatif. Resiko juga punya sisi baik. Ia memacu kita untuk hidup lebih baik. Tak hanya monoton dari waktu ke waktu hanya begitu-begitu saja. Tapi ada peningkatan yang menegaskan bahwa kita di dunia ini “benar-benar hidup”. Tanpa henti berupaya meningkatkan kualitas diri.

Kalau dalam bisnis, resiko adalah kesempatan emas untuk meraih sukses. Resiko mengajarkan kita untuk mengembangkan modal yang dimiliki agar makin besar. Investasi yang kita tanam dilecut oleh resiko agar tak menciut.
Seperti saya bilang di muka, kita perlu kenal baik dengan resiko. Agar kita bisa mengelolanya secara tepat. Untuk bisa melakukannya, ada satu jurus yang perlu kita kuasai. Sederhana saja, tak rumit dan tak perlu pakai bertapa di goa. ;) Yang kita butuhkan adalah menyikapi resiko dengan cerdas.

Apa maksudnya?

Prinsip gampangnya begini. Anda tinggal membandingkan antara kemungkinan hasil terburuk dengan kemungkinan hasil terbaik yang bakal anda terima. Kalau kemungkinan hasil terbaik yang anda dapat sangat menjanjikan sementara hasil terburuknya tak terlalu berat dan tidak mengancam keselamatan anda, jangan tunda lagi saatnya anda ambil kesempatan itu.

Contohnya begini. Misal saya bermaksud melakukan optimasi situs web. Dan saya berniat meluangkan waktu sejam untuk mengamati jumlah pengunjung dan melakukan pembenahan di layoutnya. Apa kira-kira resiko yang dapat terjadi? Paling ya pendapatan saya akan turun kalau saya melakukan kesalahan yang kemudian membuat situs web saya tak bisa diakses. Dan saya yakin kesalahan itu bisa dibetulkan dalam beberapa jam atau cara paling gampangnya tinggal mengembalikannya pada tampilan sebelumnya. Jadi potensi terburuknya paling saya kehilangan waktu satu jam dan kehilangan sejumlah uang gara-gara situs web tidak bisa diakses. Tapi saya pun bisa belajar hal baru karena kesalahan saya mengutak-atik layout tadi.

Lalu kira-kira apa kemungkinan hasil terbaiknya? Sangat luar biasa. Dengan tampilan yang baru sangat mungkin akan meningkatkan penghasilan saya berikutnya. Dan ini hanya membutuhkan investasi waktu satu jam!

Dan ini sudah saya coba. Sejak tampilan www.formulabisnis.com saya ganti menjadi lebih fresh, income saya meningkat hampir dua kali lipat dari sebelumnya. :-)

Ini juga berarti saya dapat menggunakan waktu lebih cepat untuk menghasilkan uang lebih banyak. Tak terbayangkan kan berapa keuntungan yang diraih dengan menempuh resiko secara cerdas seperti di atas? Mungkin hanya orang yang benar-benar takut dengan resiko yang tak mau mengambil kesempatan ini.

Kurang lebih sama dengan prinsip di atas, saya ingin tambahkan prinsip untuk menyikapi resiko secara cerdas. Jika ada sebuah kesempatan yang resiko terburuknya bersifat terbatas dan tetap, sedangkan potensi keuntungannya tanpa batas, segera rebut kesempatan ini. Kalau tidak, anda akan kehilangan kesempatan emas untuk meraih keuntungan besar. Menurut saya, lebih baik melakukan kesalahan kecil daripada melewatkan kesempatan besar.

Coba simak contoh-contoh sederhana pengambilan resiko secara cerdas berikut ini:

  • Berani meminta kenaikan gaji atau promosi kepada pimpinan. (resiko terburuknya paling pimpinan hanya menolak permintaan anda, sementara hasil terbaiknya anda bisa menikmati kenaikan gaji atau jabatan seterusnya.)
  • Berani mengajak seseorang untuk kencan (resiko terburuknya paling permintaan anda ditolak, sedang hasil terbaiknya anda bisa mendapatkan pasangan hidup anda sampai akhir hayat.)
  • Berani memulai bisnis online (resiko terburuknya anda hanya kehilangan sejumlah kecil waktu dan uang, sementara hasil terbaiknya hidup anda bisa berubah lebih baik selamanya.)
  • Berani bergabung dengan suatu perkumpulan. (resiko terburuknya anda membuang waktu, sementara hasil terbaiknya anda bisa punya banyak teman dan banyak keuntungan lainnya.)

Sekarang apa anda masih berpikir kalau resiko itu sesuatu yang menakutkan?

Comments

Popular posts from this blog

5 Unsur Penting Sales Letter

CONTOH MEKANISME PELAKSANAAN SUPPLIER AUDIT

Seperti Tong Kosong Berbunyi Nyaring... Itulah Minta Maaf Tak Disertai Tindakan