SUCCESS STORY TIGER WOODS
Namanya telah melegenda. Dikagumi oleh orang-orang, termasuk orang terkenal sekalipun. Tidak hanya memiliki skill bermain golf yang luar biasa, namun juga ditambahi dengan sikapnya yang berbudi. Anak-anak keturunan minoritas di AS mengidolakannya. "Ingin seperti Tiger," demikian impian masa depan mereka.
Eldrick "Tiger" Woods lahir di Long Beach, California, 30 Desember 1975. Darah yang mengalir di tubuhnya sudah campur sari. Ayahnya, Earl Woods, setengah kulit hitam namun juga keturunan kulit putih dan Indian. Ibunya, Kultida, ialah orang Thailand dengan setengah darah Thailand dan setengah darah Cina.
Nama Tiger Woods melambung tinggi berkat kehebatannya dalam bermain golf. Dia memecahkan banyak rekor, dari segi hasil pukulan, kemenangan, dan umur pencapaian. Namun yang lebih patut dicermati ialah sikap mentalnya yang luar biasa. Dia menjadi pemain hebat karena motivasi yang tinggi, "Aku ingin menjadi pegolf terbaik sepanjang masa."
Salah satu tantangan terberatnya di awal karir golfnya ialah menepis isu rasialisme. Golf tadinya ialah "milik" orang kulit putih semata. Untuk mengalahkan isu rasialisme ini Tiger terus menerus berlatih golf dengan disiplin tinggi sejak kecil. Ini terwujud berkat bimbingan ketat dan motivasi tinggi dari Bapaknya.
Earl memang terus berjuang agar Tiger menjadi pemain terbaik. Setiap usai pertandingan, ia memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Tiger mendengarkan dan merekamnya, sehingga bisa belajar dari kesalahan. Seusai kemenangan Tiger yang bersejarah di US Junior Amateur Championship di kala Tiger berusia 15 tahun, Earl berkata, "Nak, kamu melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para keturunan kulit hitam di AS. Untuk selamanya kamu akan menjadi sejarah."
Di tahun 1994, Tiger berhasil menjuarai US Amateur Golf Championship. Tidak pernah ada yang menjuarai turnamen golf tertua di AS itu pada usia 18 tahun. Tiger telah menumbangkan rekor pegolf legendaris Jack Nicklaus yang menjadi juara kejuaraan tersebut di usia ke-19. Sekaligus dia mencatatkan diri sebagai juara pertama yang datang dari keturunan Afrika Amerika.
Di usia ke-21, Tiger memutuskan terjun ke dunia golf profesional. Macan ini memang akhirnya menjadi peneror bagi lawan-lawannya. Kejuaraan demi kejuaraan dimenanginya. Sampai dengan tahun 2007 ini, Tiger telah memenangkan 12 kejuaraan golf kelas Grand Slam (The Masters tahun 1997, 2001, 2002 dan 2005, the PGA Championship tahun 1999, 2000 dan 2006, the British Open tahun 2000, 2005 dan 2006, dan the U.S. Open pada 2000 dan 2002). Itu di luar turnamen-turnamen golf lainnya selain kelas grand slam. Luar biasa.
Forbes.com mencatat bahwa dia telah memperoleh US$58 juta (sekitar Rp522 milyar) dari hasil prestasi golfnya. Melebihi US$12 juta dari kompetitor terdekatnya. Ini belum dari penghasilan iklan.
Tapi Tiger ialah seorang yang bermentalkan juara sejati. Sebagian uangnya didonasikannya ke dalam kegiatan sosial untuk yayasan yang menggunakan namanya. Dia tetap dikenal sebagai orang yang santun, mencintai orang tua dan istri, Elin Nordegren, yang dinikahinya pada tahun 2004. Publik Amerika pun mengenalnya sebagai anak sekolahan yang pintar. Terakhir dia kuliah di Stanford University. Tidak hanya publik Amerika, dunia pun menyenanginya, lebih-lebih kaum minoritas. Tiger memang pantas menjadi contoh.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari Tiger Woods? Tak lain dari kedisiplinan, semangat dan motivasi tingginya. Kita memang tidak harus menjadi seperti dia. Karena kita punya pribadi dan kelebihan sendiri. Akan tetapi untuk bisa mengembangkan diri, kita dapat mencontoh kunci-kunci sukses yang telah dilakukan tokoh legendaris ini. Selamat mengaktualisasikan diri!
(Disarikan dari berbagai sumber)
Eldrick "Tiger" Woods lahir di Long Beach, California, 30 Desember 1975. Darah yang mengalir di tubuhnya sudah campur sari. Ayahnya, Earl Woods, setengah kulit hitam namun juga keturunan kulit putih dan Indian. Ibunya, Kultida, ialah orang Thailand dengan setengah darah Thailand dan setengah darah Cina.
Nama Tiger Woods melambung tinggi berkat kehebatannya dalam bermain golf. Dia memecahkan banyak rekor, dari segi hasil pukulan, kemenangan, dan umur pencapaian. Namun yang lebih patut dicermati ialah sikap mentalnya yang luar biasa. Dia menjadi pemain hebat karena motivasi yang tinggi, "Aku ingin menjadi pegolf terbaik sepanjang masa."
Salah satu tantangan terberatnya di awal karir golfnya ialah menepis isu rasialisme. Golf tadinya ialah "milik" orang kulit putih semata. Untuk mengalahkan isu rasialisme ini Tiger terus menerus berlatih golf dengan disiplin tinggi sejak kecil. Ini terwujud berkat bimbingan ketat dan motivasi tinggi dari Bapaknya.
Earl memang terus berjuang agar Tiger menjadi pemain terbaik. Setiap usai pertandingan, ia memberi tahu mana yang benar dan yang salah. Tiger mendengarkan dan merekamnya, sehingga bisa belajar dari kesalahan. Seusai kemenangan Tiger yang bersejarah di US Junior Amateur Championship di kala Tiger berusia 15 tahun, Earl berkata, "Nak, kamu melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukan para keturunan kulit hitam di AS. Untuk selamanya kamu akan menjadi sejarah."
Di tahun 1994, Tiger berhasil menjuarai US Amateur Golf Championship. Tidak pernah ada yang menjuarai turnamen golf tertua di AS itu pada usia 18 tahun. Tiger telah menumbangkan rekor pegolf legendaris Jack Nicklaus yang menjadi juara kejuaraan tersebut di usia ke-19. Sekaligus dia mencatatkan diri sebagai juara pertama yang datang dari keturunan Afrika Amerika.
Di usia ke-21, Tiger memutuskan terjun ke dunia golf profesional. Macan ini memang akhirnya menjadi peneror bagi lawan-lawannya. Kejuaraan demi kejuaraan dimenanginya. Sampai dengan tahun 2007 ini, Tiger telah memenangkan 12 kejuaraan golf kelas Grand Slam (The Masters tahun 1997, 2001, 2002 dan 2005, the PGA Championship tahun 1999, 2000 dan 2006, the British Open tahun 2000, 2005 dan 2006, dan the U.S. Open pada 2000 dan 2002). Itu di luar turnamen-turnamen golf lainnya selain kelas grand slam. Luar biasa.
Forbes.com mencatat bahwa dia telah memperoleh US$58 juta (sekitar Rp522 milyar) dari hasil prestasi golfnya. Melebihi US$12 juta dari kompetitor terdekatnya. Ini belum dari penghasilan iklan.
Tapi Tiger ialah seorang yang bermentalkan juara sejati. Sebagian uangnya didonasikannya ke dalam kegiatan sosial untuk yayasan yang menggunakan namanya. Dia tetap dikenal sebagai orang yang santun, mencintai orang tua dan istri, Elin Nordegren, yang dinikahinya pada tahun 2004. Publik Amerika pun mengenalnya sebagai anak sekolahan yang pintar. Terakhir dia kuliah di Stanford University. Tidak hanya publik Amerika, dunia pun menyenanginya, lebih-lebih kaum minoritas. Tiger memang pantas menjadi contoh.
Pelajaran apa yang bisa kita petik dari Tiger Woods? Tak lain dari kedisiplinan, semangat dan motivasi tingginya. Kita memang tidak harus menjadi seperti dia. Karena kita punya pribadi dan kelebihan sendiri. Akan tetapi untuk bisa mengembangkan diri, kita dapat mencontoh kunci-kunci sukses yang telah dilakukan tokoh legendaris ini. Selamat mengaktualisasikan diri!
(Disarikan dari berbagai sumber)
Comments
Post a Comment