Seberapa Efektifkah Proses Produksi Anda ?
1. Misalkan
Anda memiliki 8 jam kerja. Dari 8 jam kerja, actual waktu mesin bekerja hanya
70%. 30% mesin berhenti karena persiapan, kerusakan mesin, material tidak ada,
dll. Berarti mesin bekerja efektif hanya 70%
2. Dari
sisa waktu 70% tersebut, ternyata productivity Anda 80%. Misalnya : seharusnya
mendapatkan output 100, ternyata cuma dapat 80. Berdasarkan angka
kerja mesin 70% dengan productivity 80%, berarti efektifitas produksi
menghasilkan produk 70%x 80% = 56 %
3. Dari
80 produk tersebut 72 Ok, 8 reject. Good Part Ratio 90%. Efektifitas produksi menghasilkan
produk 56%, sedangkan good part ratio 90%. Berarti Efektifitas produksi
menghasilkan produk OK menjadi 56%x90% = 50,4 %
Efektifitas produksi menghasilkan produk ok 50,4%, dikenal
dengan istilah OEE. Sebagai benchmark, OEE untuk suatu Industri yang efisien
adalah 85%. Sulitkah ?
·
Coba kita hitung perusahaan yang uptime rationya
sudah 80% (downtimenya 20%). Productivitynya 90%. Dan good part rationya 99%.
Berapa OEE perusahaan ini ? 90% x 90% x 99%= baru mencapai 71,28%, masih agak
jauh untuk mencapai benchmark industry. Sekarang bagaimanakah dengan perusahaan
Anda ?
Sekarang coba kita lihat dampaknya :
1.
Standard gaji perusahaan ABC Rp 50,000/ jam
dengan nilai OEE 50%. Sedangkan standard gaji perusahaan DEF Rp 60.000/ jam
dengan nilai OEE 70%. Perusahaan mana yang membayar gaji lebih tinggi ? ABC
atau DEF ?
a. Perusahaan
ABC OEE 50%, artinya efektifitas waktu produktif operator 50% x 1 jam =
0,5 jam. Dengan gaji Rp 50.000 dan OEE 50%, artinya “Gaji efektif” sebenarnya
adalah Rp 100.000,-
b. Perusahaan
DEF OEE 70%, artinya efektifitas waktu produktif operator 70% x 1 jam = 0,7
jam. Dengan gaji Rp 60,000 dan OEE 70%, “Gaji efektif” sebenarnya adalah
Rp 85.715,-
c. Jadi
perusahaan mana yang sebenarnya membayar gaji lebih mahal ??
2.
Contoh lain :
a. Perusahaan
A dan B sama-sama workshop machining, dengan mesin yang sama. Harga Mesin CNC 4
Axis Rp 500 juta dengan depresiasi 5 tahun
·
PT A untuk bisa menutup depresiasi mesin
menentukan harga machining Rp 75,000/ jam. Dasar perhitungan biaya machining :
Investasi dibagi 5 tahun dibagi 265 hari dibagi 8 jam (Rp 50,000/ jam),
ditambah biaya operator, biaya FOH dan profit
·
PT B menetapkan harga Rp 25,000/ jam. Dengan
harapan bisa produksi 16 jam per hari.
b. Karena
harga PT A mahal, maka up time ratio-nya hanya mencapai 50 %. Dan karena tidak
ada kontrol maka speed produksi lambat. Jika dibandingkan dengan PT B, speed
produksi PT A hanya 60% dari speed produksi PT B. Sedangkan PT A karena
harganya murah maka ordernya banyak, sehingga perusahaan bisa mencapai uptime
ratio untuk 2 shift 80%.
c. Perusahaan
mana yang sebenarnya lebih untung ? PT A yang harganya 3x dari PT B ? atau
jangan-jangan malah PT B yang harga perjamnya cuma 1/3 harga PT B ?
d. Silahkan
Anda mempraktekkan analisis dengan menggunakan teori OEE.
Mudah-mudahan ilustrasi ini bisa memberikan gambaran cara
mengukur efektifitas produksi Anda.
Comments
Post a Comment